Kamis, 04 April 2013

Metodologi Penelitian Part 6 >> Bab I Pendahuluan


BAB I
PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang
Tuntutan akan persaingan yang semakin berat di era globalisasi dengan di
warnai maraknya inovasi juga dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat sebuah industri harus merubah pradigma yang semula mengandalkan pada resource based menjadi knowledge based yang bertumpu pada ilmu pengetahuan tertentu. Dengan kata lain, kompetisi saat ini tidak lagi berdasarkan pada sumber daya alam semata, namun berpindah pada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Pemanfaatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui peningkatan potensi kreativitas, inovasi dan skill sehingga dapat meningkatkan produktivitas suatu industri. Dalam hal ini knowledge management (KM) memiliki peranan untuk menuntun pengelolaan intangible assets yang menjadi pilar perusahaan dalam menciptakan sebuah nilai kepada pelangganya. King (2001), menganggap knowledge management (KM) sebagai strategi penting bagi perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Hal ini didukung dengan adanya kebutuhan akan sebuah knowledge yang diharapkan mampu mengarahkan perusahaan tetap handal, berkesinambungan dan memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi persaingan. Tanpa produk dan layanan yang inovatif, perusahaan akan tertinggal dari para kompetitornya. Dalam penerapannya knowledge management (KM) dibagi menjadi dua, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge.
Berdasarkan pengertiannya tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge (knowledge yang diperoleh dari individu/perorangan), sedangkan explicit knowledge merupakan segala bentuk knowledge yang telah direkam dan didokumentasikan sehingga nantinya lebih mudah untuk dikelola dan didistribusikan. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh  Delphi Group menunjukkan bahwa  knowledge yang tersimpan dalam sebuah perusahaan terbagi atas 42% berada di pikiran (otak) karyawan, 26% berupa dokumen kertas, 20% berupa dokumen elektronik, dan sisanya 12% berupa knowledge based elektronik (Setiarso, 2009). Dengan begitu, implementasi knowledge management pada sebuah industri berujuan untuk merangsang munculnya inovasi dan menyediakan kanal yang luas untuk munculnya ide-ide yang kreatif dan knowledge yang baru dari sleuruh anggota persahaan. Selain itu, penerapan knowledge management melalui kolaborasi dan penyediaan knowledge, akan mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk merealisasikan inovasi menjadi sebuah produk untuk pelanggan, menjadi lebih singkat.
Namun, saat ini banyak program knowledge management (KM) yang gagal karena kurangnya pengetahuan dalam KM dan pengetahuan di industri tersebut (Guptara, 2000). Jika sebuah industri tidak mengetahui knowledge apa yang telah dan belum dimilikinya, serta knowledge apa yang penting baginya, maka akan sulit dan sangat beresiko untuk mengimplementasikan strategi perusahaan dan hanya akan mensia-siakan sumber daya yang ada. Sehingga, dibutuhkan adanya tahapan pengauditan akan knowledge management yang lebih dikenal dengan knowledge audit (KA). Knowledge audit sendiri merupakan tahapan untuk program knowledge management dalam membantu memberikan identifikasi, kualifikasi, pengukuran dan penilaian yang akurat terkait tacit dan explicit knowledge pada sebuah industri. Menurut Hylton (2002), knowledge audit merupakan sebuah ujian sistematis dan bersifat ilmiah serta sebuah evaluasi dari explicit dan tacit knowledge perusahaan. Knowledge audit mampu mengungkapkan kebutuhan, kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan resiko akan knowledge management.
Penerapan knowledge management serta knowledge audit berkaitan erat dengan business process performance dan revenue sebuah industri. Menurut Tobing (2007), penerapan pengelolaan knowledge management (KM) yang efektif sebenarnya dapat dilihat jika KM sudah memberikan dukungan terhadap proses-proses utama di perusahaan, misalnya: proses penyempurnaan proses bisnis, intelijen bisnis (business intelligence), pengembangan produk dan inovasi. Biasanya integrasi knowledge dengan proses bisnis dapat dilakukan oleh personil yang menjadi penanggung jawab dan eksekutor suatu proses.
Penerapan knowledge management pada sebuah perusahaan merupakan sebuah proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang lama, serta mencangkup perubahan perilaku semua karyawan yang tidak mungkin dilakukan dengan mudah karena dibutuhkan sosialisasi yang memakan waktu. Seperti halnya perusahaan konstruksi dimana sudah cukup banyak perusahaan konstruksi yang menerapkan knowledge management. Namun, seringkali melupakan apakah penerapan yang dilakukan sudah baik dan mampu meningkatkan proses bisnis perusahaan yang akan berujung pada peningkatan revenue perusahaan. Beberapa jurnal yang membahas mengenai knowledge management hanya sebatas melihat apakah penciptaan dan penerapan yang dilakukan sudah sesuai dengan kondisi perusahaan (Nonaka, 2006). Sedangkan tidak banyak penelitian yang membahas mengenai pengukuran knowledge dan melihat apakah dampak yang ditimbulkan oleh KM dapat mempengaruhi business performance dan revenue perusahaan.
Oleh sebab itu, sebuah industri diharuskan untuk mengukur knowledge management yang telah diterapkan dengan tujuan melihat apakah penerapan yang dilakukan selama ini sudah efektif. Penelitian ini difokuskan untuk mengukur dan menaksir kontribusi KM (menerapkan tahapan knowledge audit) dan business performance sebuah industri serta peningkatan revenue yang dihasilkan dengan menggunakan metode KP3, framework IMPaKT, dan BCR. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi perbaikan dengan melihat hasil pengukuran yang telah dilakukan guna meningkatkan business peroformance perusahaan.   

1.2  Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut:
·         Mengukur penerapan knowledge management di sebuah industri konstruksi dengan menggunakan framework IMPaKT.
·         Menaksir kontribusi knowledge management dan business performance dengan menggunakan metode KP3.
·         Melihat peningkatan revenue dari hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
  
1.3  Batasan Penelitian dan Asumsi
Batasan
·         Penelitian ini akan dibatasi pada perusahaan konstruksi kelas menengah
·         Penelitian ini hanya memberikan hasil pengukuran dan penaksiran
Asumsi
Tidak ada perubahan implementasi knowledge management selama penelitian berlangsung

1.4  Manfaat Penelitian
Perusahaan
·         Mengembangkan implementasi knowledge management perusahaan
·      Mengetahui hubungan knowledge management, business performace dan benefit cost bagi perusahaan
Pekerja
·         Meningkatkan knowledge management pekerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar